PANGIWO - PANENGEN JILID V TAMAT
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kami haturkan kepada Alloh SWT,
karena hidayah, inayah dan maunah sehingga al
fakir Kyai Djawan samudro dapat menyusun kembali Kitab Pangiwo dan Panengen
Jilid V Yang merupakan Jilid akhir Kitab Pangiwo – Panengen dapat kami hadirkan
kembali ketengah pembaca tidak terlepas dari Perjuangan Nara sumber kami, Ibu Endang Permata Asri ,yang mana sudah sekitar 1 tahun mempersiapkan tulisan
tersebut.tak lupa salam taklim kami kepada junjungan kami tercinta Muhammad SAW
yang kami harapkan syafaatnya ila yaumil Qiamah.
Kitab Pangiwo – Panengen ini
merupakan Karya Asli Tim Kyai Djawan
Samudro bersama Nara Sumber Tunggal kami, Ibu Endang Permata Asri ,serta blusukan ke Museum- museum untuk
mencatat dari naskah – naskah kuno. Maka untuk itu bilamana ada acara – acara
TV sekiranya mengambil seluruh atau sebagian Naskah kami hendaklah sekiranya
Pamit kepada kami untuk KULO NUWUN, atau kirim SMS ke 081554980751 –
081554980673 hanya itu yang dapat kami sampaikan, dikarenakan ada salah satu Stasiun
Televisi yang banyak mengambil tulisan – tulisan kami pada Blog
Kyaidjawansamudro.blokspot.com.namun tak ada pemberitahuan ataupun SMS pada
kami selaku pemegang Hak siar maupun hak tulis.
Sejarah Bangsa ini tidak
terlepas perjuangan Mujahid – mujahid Islam yang begitu tulus ikhlas berjuang
untuk Bangsa dan agama ini, Dinul Islam. Maka selayaknya kita sebagai generasi
Muda harus berterima kasih kepada perjuangan beliau- beliau para Wali Songgo
dan Da’i serta kyai Lokal tanah djawa ini, ISLAM tidak terlepas dari Perjuangan
beliau ( Penegak Kebenaran ) yang berda’wah tanpa pamrih.
Mudah- mudahan dengan adanya
tulisan ini ,kita semakin faham tentang sejarah yang benar ,bahwa Islam datang
melalui kesadaran diri,tanpa adanya unsur paksaan ,semata – mata datang karena
hidayah dari Alloh SWT.
Akhirnya hanya ini yang dapat
kami sampaikan mudah- mudahan bermanfaat untuk kita semua sebagai bahan kajian
untuk menyiasati hidup dan kehidupan.
Kyai
Djawan Samudro
BERDIRINYA KERAJAAN DEMAK
Sejak kerajaan Demak berdiri
Tahun 1478 M bersamaan peresmian Masjid agung Demak ,saat itulah P. Jawa
dipimpin oleh Raja beragama Islam pertama kali yang berasal dari Putra mahkota
Majapahit sendiri anak dari Prabu Brawijaya V ( Prabu kertabumi / Kertawijaya
dengan Putri Ratna Juwita / Putri Funan dari Tiongkok Selatan ).
Setelah Kepulangan Pangeran
Jimbun dari menunaikan Ibadah Haji di mekkah beliau mendapat gelar Sultan Akbar
Al - Fatah terkenal dengan sebutan R.
Patah (1478 – 1518 M ) Yang mana Kerajaan Demak bergerak dalam bidang
pertanian, Perdagangan dan Perdagangan Internasional lewat kelautan / Maritim
yang berkerjasama dengan Tiongkok , Malaka dan Timur Tengah.
Semenjak R. Patah wafat ,
tahta dipegang oleh anak beliau yang pertama yaitu Pangeran Mukhammad Yunus
yang terkenal dengan sebutan Adipati unus ( 1518 M – 1521 M ) karena beliau
sering membantu Malaka melawan Portugis di selat Malaka maka beliau terkenal
dengan sebutan Pangeran sebrang Lor.
Pada Tahun 1511 M ,Malaka
jatuh ke tangan Portugis , sejak saat itu Kerajaan Demak putus hubungan dengan
Malaka, hanya berdagang dengan Tiongkok dan Timur Tengah.
Sultan
Adipati Unus mempunyai anak al : Pangeran Madyo Pandan ( menjadi Sufi ) yang
pada masa tuanya pindah ke Pulau Tigang Ngampar / Bukit Mugas. Pangeran Madyo
Pandan mempunyai anak Pangeran Pandan ( Ki ageng Pandan Arang ) sebagai
jurunata / Pejabat yang diangkat oleh Kerajaan demak mengatur daerah pangisikan
dan Bubakan ( kini kota Semarang ) beliau diambil menantu oleh Pendeta ajar
Pragoto dinikahkan dengan putrinya bernama Endang sejanila. Makam Beliau berada
di Jl. Mugas dalam II /4 sebelah gedung SMPN 10 Semarang Jawa tengah.
Sultan Adipati Unus melihat
masa itu satu persatu negeri – negeri Islam jatuh ke tangan bangsa – bangsa
eropa yang mempunyai persenjataan yang lebih Modern, sedangkan di P. Jawa baru
saja penduduknya beragama Islam,sangat diperlukan Pendidikan rasa persatuan
antar keyakinan untuk lebih mencintai tanah airnya dan Pendidikan Bela Negara
yang terlatih.
Bagi Sultan Adipati Unus yang
sejak Remaja terbiasa hidup terdidik cara satriya , menginjak dewasa terbiasa
hidup dikancah perjuangan dan peperangan di tengah- tengah samudra selat malaka
membawa Pejuang – pejuang Sukarelawan dari P. Jawa yang ingin membantu Negeri –
negeri Sahabat Melawan Portugis yang ingin menguasai rempah – rempah dan
perekonomian Kerajaan malaka.
Pendidikan Bela Negara sangat
penting untuk mendidik dan mengembleng Pemuda – pemuda untuk dididik kerohanian
yang dalam dan pendidikan cinta tanah air yang sangat terlatih.
Dilihatnya
sangat kurang Tenaga kerohanian untuk disebar di pelosok – pelosok P. Jawa ,
maka diputuskannya untuk menyerahkan tahta Kerajaan kepada adiknya yang dilihat
nya lebih piawai dalam strategi militer dan strategi bernegara yaitu Pangeran
trenggono, sedangkan beliau sendiri hendak memimpin para Ulama , para pendeta
dan para ketua – ketua adat untuk mengatasi generasi muda dalam melangkah
kedepan. Jauh – jauh hari sebelum Pangeran Trenggono menjadi Sultan , sewaktu
Adipati unus menjadi sultan, tiba – tiba Abang Pangeran Trenggono yakni
Pangeran Sekar sedo Lepen ( sebenarnya lebih berhak atas tahta daripada R. Trenggono)
Tiba – tiba pangeran Sedo Lepen terbunuh dan wafat meninggalkan anak yang masih
balita yakni Arya Penangsang. Pembunuh P. Sekar Sedo Lepen adalah R. Arya
Prawoto / sunan Prawoto anak sulung dari P. Trenggono.
Maka Adiapti Unus menyerahkan
tahta Kerajaan Demak kepada P. Trenggono dan bergelar Sultan Trenggono ( Th.
1521 M – 1546 M ) di Pimpin sultan Trenggono Kerajaan Demak Maju dengan pesat
mencapai kejayaanya.
Pada Th 1522 M. Kerajaan
Demak dipimpin oleh Panglima Perang Adipati Terung / Lasem yakni Pangeran Sun
Kin San ( Raden Husein adik Raden Patah lain ayah satu Ibu ) bergabung dengan
Angkatan Perang Kerajaan Cirebon yang dipimpin Oleh Panglima Perang Fatahillah
/ Fadilah Khan ( Menantu Sunan Gunung Jati Yang berasal dari Gujarat / India
Belakang ) mereka bersama – sama mengusir Portugis dari Bumi Sunda Kelapa (
kini Jakarta ) Dalam Pertempuran yang seru tersebut mereka berhasil mengusir
Portugis dari Pulau Jawa dan Portugis pergi selama- lamnaya dari Pulau Jawa
namun bercokol di Bumi Lorosae ( kini timor Timur / republic Timor Leste )
sejak kepergian Portugis , Sunda Kelapa diganti menjadi jayakarta ( kini
Jakarta ) dan menjadikan Pangeran Wijayakarta ( anak Fadilah Khan menjadi
Adipati / Tumenggung ( Gubernur Pertama Jayakarta th 1522 M.
Perlu diketahui Marga Khan
masih berasal dari darahnya Sayidina Hasan Bin Ali bin Abi Thalib ( anak dari
Fatimah Zahra ra dengan Syaidina Ali Karomallohu wajhah ) sedangkan marga
Adzimat Khan berasal dari darahnya Hussein bin Ali Bin Abi Thalib yang gugur di
Karbala dibantai oleh Diktator Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan ,Orang Irak (
Makam Sayid Hussein di Karbala , Irak )
Portugis menguasai Timor
Timur selama 452 tahun dan berhasil keluar dari Timor – Timur karena dipukul
mundur oleh Pasukan President Almarhum H. Muhammad Soeharto th 1974 dengan
hancurnya Benteng – benteng Portugis satu persatu diantaranya Benteng Besar
ERMERA, Sejak saat itu Portugis pergi selama- lamanya dari Bumi Indonesia /
Nusantara.
Setelah Sultan Trenggono
wafat , tahta dipegang oleh anak sulungnya yakni Sunan Prawoto ( yang dulu
membunuh Pangeran Sedo Lepen / Ayah Raden Aryo Penangsang )namun Arya
Penagnsang telah menjadi Adipati di Jipang Panolan ( Blora ) beliau membalas
dendam kematian ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto dan juga membunuh adik
ipar Sunan Prawoto
yaitu
Pangeran Hadiri ( suami Putri Kalinyamat / Putri Bungsu Sultan Trenggono ) dan
mengambil kembali tahtanya yang seharusnys jatuh ketangannya.
Namun penilaian seluruh
Masyarakat Demak sangat Negatif / tidak
setuju terhadap keberadaan Raden Aryo Penangsang menjadi Sultan sebab
Masyarakat menilai Aryo Penangsang sangat Kejam karena begitu Tega membunuh 2 (
dua ) saudaranya yang masih satu kakek nenek dengannya. Mereka beranggapan
mungkin aryo Penangsang akan bertindak lebih kejam terhadap rakyatnya,yang mana
terhadap saudara sendiri saja sekejam itu bagaimana terhadap Orang lain ?.
Jeritan Hati Rakyat Demak
ditampung semua oleh Ratu Kalinyamat ( Istri almarhum P. Hadiri sekaligus
sebagai Putri Bungsu Sultan Trenggono satu – satunya pewaris tahta demak )
setelah diputuskan bersama- sama akhirnya Ratu Kalinyamat memanggil salah satu
menantu Alm Sultan Trenggono yang paling sakti dan menjadi Panglima Kerajaan
Demak yak’ni Raden Jaka Tingkir / Mas Karebet / Qorib Bait ( Sayyid Abdurahman
Umar Faqih Ba’syaiban ) .
Raden Jaka Tingkir adalah
anak dari Dewi Nawangsih ( Putri dari Bidadari Nawangwulan ( Nyai Roro Kidul )
dengan Raden Jaka Tarub ( Sayyid Ali Murtadlo Adzimat Khan ) dengan Ki Ageng
Butuh / Raden Kebo Kenongo ( Sayyid Umar Faqih Ba’syaiban )
Ratu Kalinyamat berpesan pada
Raden Jaka Tingkir bahwa apabila Raden Jaka Tingkir bias mengalahkan dan menyingkirkan
Raden Arya Penagsang dari tahta Kerajaan Demak ,maka tahta Kerajaan Demak akan
diberikan Kepada Raden Jaka Tingkir dan bisa diturunkan ke anak cucunya , sejak
mendapat pesan tersebut Raden Jaka Tingkir selalu bertafakur bagaimana
mengalahkan Orang sesakti Raden Arya Penagsang ?
Akhirnya raden Jaka tingkir
berunding dengan salah satu guru dari Raden arya Penagnsang yakni Waliullah
Sunan Kudus ( Sayyid Ja’fa sodiq ) , Sunan Kudus Mengerti dengan keadaan Rakyat
demak yang sedang carut marut , beliau berpesan boleh dikalahkan dan diadili
tetapi jangan dibunuh , tidak baik saling bunuh membunuh, legalah hati Jaka
tingkir diizinkan untuk mengalahkan ,Menangkap dan mengadili sesuai hukum
Kerajaan Islam Demak terhadap Raden Arya Penangsang.
Siang malam Raden Jaka
Tingkir memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa memohon petunjuk kepada Tuhan Y.M.E
supaya ada jalan Keluar baginya tidak mungkin sendirian mengalahkan Orang
sesakti Raden Arya Penagsang.Akhirnya Raden jaka Tingkir memohon sahabatnya
yang tak kalah sakti dengan Raden Arya Penagsang yakni Anak seorang waliullah
yaitu Sayyid Maulana Akhmad Adzimat Khan Al- Kubro yang terkenal dengan
panggilan Ki Ageng Nis ( Ki Gede Pemanahan / Ki Bagus Saqhom.
Terjadilah Kesepaktan
Strategi antara Raden Jaka Tingkir dengan Ki Ageng Pemanhan dalam taktik
mengalahkan Raden Arya Penangsang tetapi kesepakatan strategi tersebut
diketahui oleh Anak laki – laki yang mulai dewasa yaitu anak dari Ki ageng
Pemanahan yang sejak kecil dipunggut oleh Raden Jaka Tingkir yaitu Sayyid
Zainal Abidin Adzimat Khan Al – Kubro yang terkenal dengan panggilan Senopati
Ing Alaga Raden Sutowijoyo ( Kelak menjadi Raja Mataram Islam Pertama ).
Raden Sutawijaya maju
kehadapan 2 ayahnya tersebut agar ia saja yang membantu raden jaka tingkir
karena Raden jaka tingkir berjasa besar mengasuhnya sejak bayi hingga ia dewasa
bahkan didiknya langsung Ilmu Kesatriyaan Oleh Raden jaka tingkir disamping
mendapat gemblengan sendiri ilmu- ilmu Kesaktian oleh kakeknya di Parang Kusumo
yakni Waliullah maulanan Mukhammad Fadlulloh Adzimat Khan ( Pendatang dari
Madinah yang menikahi salah satu Putri Brawijaya V ) dan ikut berjuang bersama
– sama Raden Patah juga Wali Songo disaat melawan dan menghabiskan Rezim
Giriwardhana dulu diwaktu Giriwardhana
menjajah Majapahit
Sesudah persiapan sudah
matang maka Ratu kalinyamat istri almarhum Pangeran Hadiri selaku wakil dari
Pihak keluarga Korban dari para Pangeran yang terbunuh menantang Raden Arya
Penangsang untuk melawan wakilnya yakni Raden Jaka Tingkir.
Mendengar tantangan tersebut
Raden arya Penagsang terbakar hatinya menyanggupi tantangan tersebut bahkan
menertawakan dianggapnya ringan Raden jaka tingkir tersebut. Ketika Raden Arya
Penagsang melihat Raden jaka tingkir diatas Kuda Perang jantan berada di tengah
– tengah Lapangan depan Istana, langsung Raden Arya Penagsang menaiki Kuda
Perang yang bernama Kyai gagak Rimang dipacunya kehadapan Raden Jaka Tingkir,
dikala mereka berhadap – hadapan siap untuk bertempur tiba – tiba datanglah Ki
Ageng Pemanhan menaiki Kuda Betina yang cantik dipacunya kedekat Kuda Kyai
gagak Rimang , Langsung saja Kuda jantan kyai gagak Rimang mengejar kuda betina
cantik yang dikendarai Ki Ageng Pemanahan , Raden Arya Penagsang sangat Panik
mengendarainya,
Dalam keadaan Panik memegang
tali Kendali kudanya yang terlalu cepat tersebut, Tiba – tiba Raden Sutowijoyo
datang berkuda dengan sangat cepat menuju kearah Raden Arya Penangsang dan langsung menghujamkan Keris saktinya kearah
Perut Raden Arya Penagsang , terburailah ususnya, namun Raden Arya Penangsang
berhasil membulat – bulatkan ususnya pada Keris sakti tersebut supaya bisa
mengendalikan Kudanya yang sedang Kalap mengejar Kuda cantik yang dinaiki Ki
ageng Pemanahan namun Ki ageng semakin memacu cepat Kudanya membuat raden arya
Penangsang tak merasakan usus- ususnya terputus oleh Keris sakti yang menancap
diperutnya karena terus tergerak – gerak oleh gerakan – gerakan yang keras dari
langkah Kuda Kyai gagak Rimang yang kalap, Hingga akhirnya wafatlah Raden Arya
Penagsang bersimbah darah diatas Kuda Perangnya kyai gagak Rimang.
Raden Jaka Tingkir Tidak
menyangka kalau anak pungutnya akan membunuh Raden Arya Penagsang padahal dia
sudah menyiapkan Tali sakti Kyai Naga rante untuk dipakai menjerat Raden arya
Penagsang supaya diadil dan dihukum sesuai Hukum Negara Kerajaan Demak.
Menyesallah
Raden Jaka Tingkir karena kejadiannya diluar rencananya maupun diluar rencana
Ki Ageng Pemanhan.
Seluruh Rakyat Demak
menghadiri Upacara pemakaman Raden arya Penagsang, bagaimanapun beliau adalah
salah satu Pangeran Kerajaan.
Raden
jaka tingkir dan Kiageng Pemanhan menghadap ratu kalinyamat dengan menyesal dan
memohon amppun Karena kejadianya diluar rencana mereka. Ratu kalinyamat
menjawab bahwa itu semua sudah menjadi suratan takdir oleh Tuhan Yang maha Esa
, yang mana siapapun yang membunuh suatu saat akan terbunuh, seperti ucapan
Empu Gnadring pada Ken arok bahwa siapapun yang membunuh suatu saat akan
terbunuh bahkan mengutuk keris yang dibawa oleh Ken Arok.
Setelah Ratu Kalinyamat menyerahkan tahta Kerajaan Demak dengan Ikhlas
kepada Raden Jaka Tingkir ( Lengser Keprabon Madeg Pandito ).,sepeninggal
penyerahan Kerajaan Demak. Ratu Kalinyamat semakin Khusu’ melakukan laku
hakekat untuk mencapai ma’rifatullah demi kesejahteraan Keluarga, Bangsa Negara
dan seluruh Rakyat Demak serta Dunia akhirat Hingga hari Tuanya. Makam Beliau
ada dibelakang Masjid Demak Jawa tengah
Pada saat menerima tahta dari
Ratu Kalinyamat Raden jaka Tingkir berjanji Kepada Ki ageng Nis / Ki Ageng
Pemanahan ,Joko Tingkir akan memberikan tanah Perdikan ( Bebas membayar Pajak
dari Pemerintah Pusat kepada Ki Ageng Nis ? Pemanahan dan keturunanya.
Sejak
menjadi Sultan Raden Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya ( Th 1568 – 1582 M
) Anak tertua jaka tingkir menjadi Putra mahkota adalah Pangeran Benawa yang
alim.
Pangeran benowo mempunyai
anak bernama Raden Sidowini / Raden Benowo Putra setelah menjadi Sultan , Raden
Jaka Tingkir memindahkan kerajaanya dari Demak ke Pajang ( kini Kota Boyolali )
dan berdirilah Kerajaan Pajang dan Bekas Kerajaan Demak diberikan kepada Anak
Almarhum Sunan Prawoto bernama Pangeran Arya pangiri menjadi adipati / Gubernur
hingga hari tua Raden Jaka Tingkir masih belum memenuhi janjinya untuk
memberikan tanah Perdikan kepada Ki Ageng Nis atau Pemanahan , akhirnya pada
suatu hari salah satu gurunya datang yakni Kanjeng Sunan kalijogo ( Raden
Syahid ) menegur Raden Jaka Tingkir segera memenuhi janjinya kepada Ki Ageng
Nis / Pemanhyan ,karena yang menegur Sunan Kalijogo maka beliau memenuhinya.
Maka diberikanlah pada Ki
Ageng Nis / Pemanahan sebuah daerah Hutan yang lebat dan angker ,gung lewang
lewung yang banyak dihuni oleh para lelembut serta kayu- kayu Mentaok yang
besar , seakan – akan tak mungkin menjadi daerah yang dihuni Manusia.
Namun Rencana Tuhan Yang Maha
Esa lebih menang dibanding rencana / Scenario manusia, Ki ageng Nis / Pemanahan
dan anak tertuanya Raden Sutawijoyo sepertinya kecil hati ,melihat Hutan
selebat itu menjadi tempat tinggal manusis.akan tetapi Sunan Kalijogo tetap
mengajakmereka berdua membuka hutan tersebut dan akan ikut membantu membabat
Hutan mentaok tersebut.
Dimulailah pembukaan hutan
angker tersebut dengan diiringi do’a oleh Sunan Kalijogo lalu diikuti
pembabatan oleh Ki Ageng Nis / Pemanahan , Raden Sutawijaya dan kerabat – kerabat
dari Ki Ageng Nis yang masih satu keturunan dari ayah dan Ibunya juga Murid –
murid Pesantren ayah Ki Ageng Nis Yaitu Wali Maulanan Mukhammad Fadlulloh
Adzimat Khan yang telah wafat dan dilanjutkan oleh anak tertuanya ( abang Ki
Ageng Nis ) yaitu Sayyid maulana Mukhammad Adzimat Khan / Kyai Surodipo / Mbah
Dipo memimpin Pesantren Parang Kusumo ikut membabat hutan Mentaok. Mereka
bekerja keras siang malam hingga terbentuk lah Desa Kecil yang diberi nama
Kutho Gede ( Kini Kota Ngayogyokarto Hadiningrat ) yang menempati pertam adalah
Ki ageng Nis / Raden Sutowijoyo membuat rumah utama dan diikuti saudara-
sauranya yang lain, lama – lama banyak orang – orang berpindah tempat dan
menggarap ladang di Kuta gede , akhirnya Raden Jaka Tingkir mengangkat anak Pungutnya
Raden Sutowijoyo menjadi Panglima Perang / senapati Ing alaga untuk wilayah
selatan dengan pusat di kota gede.
Setelah Raden Jaka tingkir
tua maka tahta diberikan kepada anaknya Pangeran Benowo setelah diangkatnya
Pangeran Benowo menjadi Sultan mengangkat Raden Sutowijoyo menduduki senopati
panglima Pusat ( MENHANKAM ) mengepalai seluruh Panglima kerajaan pajang ,
sedangkan jabatan panglima Wilayah Selatan diberikan kepada anak Ki ageng Nis
yaitu Kyai Juru Martani / Adipati Mandaraka
Desa Kutho gedhe sudah bukan
sebuah Desa lagi akan tetapi sudah menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai
dan makmur, menunjang pemasukan dan penghasilan negarapajang sejak dipimpin
oleh Sultan Benowo dan panglima pusat Raden Sutowijoyo hal itu menimbulkan iri
hati dalam diri Adipati Demak yaitu Raden Arya Pangiri karena merasa dirinya
keturunan langsung dari Sultan – sultan Demak, sedangkan Sultan Pajang dan
keturunanya adalah Orang lain yang bukan keturunan Raden Patah / Brawijaya ,
hanya punya darah dari garis ibu ( Istri Raden Jaka Tingkir adalah Putri sultan
Trenggono Bin Raden Patah / Brawijaya.
Tiba – tiba dengan persiapan
yang matang Adipati Arya pangiri menyerang Sultan Benowo dan didudukinya istana
pajang sedangkan Sultan benowo menjadi tahanan Rumah, akan tetapi Seluruh
Rakyat Pajang dan Kutho Gedhe menenatang hal itu, maka terjadilah kesepakatan
antara pangeran Benowo dengan Senopati Raden Sutowijoyo bahwa senopati Raden
sutowijoyo harus merebut Pajang dari arya pangiri , bila berhasil tahta akan
diberikan oleh Pangeran Benowo dengan ikhlas kepada Senopati Raden sutawijaya
dan keturunanya, sedangkan Pangeran Benowo hendak memimpin para Ulama’ dan
Pendeta untuk mengatur kerohanian generasi Muda buat menghadapi perjalanan
hidup bernegara kedepan.
Raden Sutawijaya berhasil
memimpin Pasukan Perang Kerajaan pajang dan mengusir Raden Arya pangiri keluar
istana pajang hingga kembali ke Demak sebagai tahanan rumah , setelah itu
diserahkanlah tahta pajang oleh pangeran Benowo ke tangan Raden Sutowijoyo
dengan ikhlas.
Sejak Raden Sutawijaya
menjadi Sultan beliau meresmikan Desa Kuthogedhe yang ramai menjadi Kota
mataram dan beliau kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Pajang ke
Mataram.namun Raden jaka Tingkir yang waktu itu sudah berumur 89 tahun bangkit
dan tidak setuju akan penyerahan tahta Kerajaan Pajang ke tangan raden
Sutowijaya , beliau mengajak seluruh tentara Pajang bangkit melawan Mataram
hingga terjadilah Perang antara pajang yang dipimpin oleh Jaka Tingkir yang
telah berumur 89 Tahun dengan menaiki Gajah Perang kesayanganya melawan tentara
mataram yang dipimpin Oleh Raden Sutawijaya.
Sebelum Kerajaan Mataram
berdiri telah terjadi kesepakatan antara Ratu Kidul dengan Raden Sutawijaya
untuk saling membantu dan perlu diketahui bahwa Ratu Pantai Selatan ( Dewi
Nawangwulan ) mereka berdua dinikahkan oleh Sunan Kalijogo sehingga Keluarga
keturunan Wali maulana Mukhammad Adzimat Khan
( alm ) semua berdo’a bersama – sama demi kemenangan Raden Sutawijaya
dan mereka tak lupa menziarahi makam di Gunung Merapi yakni Makam Empu Rama dan
Makam Empu Permadi tak ketinggalan Ratu Pantai Selatan mengerahkan seluruh bala
tentaranya untuk membantu Raden Sutawijaya ,hingga ketika terjadi Pertempuran
Antara Kubu raden jaka Tingkir melawan raden Sutawijaya Gunung Merapi tiba –
tiba Meletus dan banyak dari tentara pajang yang gugur tertimpa lahar panas serta
batu – batu besar. Raden Jaka Tingkir terjatuh dari Gajah Perangnya kemudian
lari kemakam Gurunya Sunan Tembayat , tak lama setelah pertempuran itu jaka
tingkir menghembuskan nafas terakhir, Inna lilahi waina ilaihi Rajiun. Sesakti
apapun manusia masih saja bisa meninggal Dunia.,karena sudah kodrat bahwa
kematian tak memandang usia. Tak memandang jabatan maupun Keturunan, ajal akan
hadir setiap saat tanpa pemberitahuan.Jaka Tingkir manusia dung deng ereng-
ereng ora tedas kapak palune pande ..linggire gurindo namun akhirnya toh
menemui kematian. Kullun nafsin dzaikhatul maut “ Setiap yang bernafas akan
menemui kematian.
Setelah Kematian Jaka Tingkir
Kerajaan mataram Islam berdiri pada tahun 1586 M sultan Pertama adalah raden
Sutawijaya ( Sayyid Zainal Abidin Adzimat Khan ) bergelar Senopati Ing ngalogo
Khalifatulloh ( Th 1586 M – 1601 M ) Beliau menikah lagi dengan Permaisuri
mempunyai anak putra Mahkota Raden Mas Jolang ( Pangeran Sedo Krapyak )
bergelar Sultan Anyakrawati th 1601 – 1613 sedang dengan Ratu Laut Selatan /
Nyi Roro Kidul / Ratu Kencana Sari / Bidadari Nawangwulan mempunyai Anak laki –
laki bernama Raden Ronggo , makam raden Ronggo berada di Pemakaman Raja – Raja
Mataram di Kutha Gedhe ( Pemakaman Ngabehi Ing Loring Pasar ) setelah berumah
tangga dengan raden Sutowijoyo , Ratu Laut Selatan diganti namanya menjadi Roro
ayu Dewi Andarawati / Indrawati dan Tinggal di bangunan Utama Panggung Songgo
Buwono namun karena Pejabat – pejabat Istana laut Selatan memohon Supaya Sang
Ratu Kidul Pulang Keistana laut selatan ke wilayahnya sendiri , maka beliau
mematuhi kehendak rakyatnya kembali ke Istana dalam lau Selatan , setelah Raden
Ronggo Dewasa lebih banyak tinggal bersama Ibunya, menikah dengan sesame
manusia dari Lingkungan darah Biru arau Ningrat dan mempunyai keturunan yang
pada umumnya cantik – cantik dan banyak membawa Yoni atau Aura tinggi / Membawa
Wahyu Ratu Maklum masih membawa darah Biru dari Mahkluk cantik jelita yang
berasal dari Mutiara Hidup ( Kristal kehidupan dari pecahan kecil – kecil dari
Batu – batu dari Baitul Makmur di Langgit 7 yang dulu diturunkan oleh Allah SWT
menyuruh Para malaikatnya untuk diletakkan di Bumi dipakai sebagai Patokan atau
Paku Bumi pada as atau Poros Bumi ( Kini Ka’bah di Mekkah )
Sebelum Makhluk Manusia
diciptakan Allah sudah menciptakan Makhluk – Makhluk lain terlebih dulu seperti
Bidadari – Biddadari , Para Dewa – Dewi / Para Hyang , Syetan Suami Istri yang
tercipta dari Api Merah berbakti kepada Alloh lebih lama dibanding Makhluk –
mahkluk lainya ( Sebelum Nabi adam diciptakan ) sedangkan dari Api suci yang
Biru diciptakan Makhluk – Makhluk – Makhluk Jin, setelah Jin turun kebumi dan
banyak kawin dengan Hewan –hewan atau Kuda di Bumi maka terciptalah Bananul
Jin. Jauh – jauh Waktu sebelum mereka – mereka diciptakan Alloh sudah
menciptakan Roh – roh Suci , para malaikat – malaikat Nya yang dipimpin Oleh
Malaikat Jibril alaihi salam , jauh- jauh ,waktu sebelum mereka – mereka
diciptakan , Alloh sudah menciptakan Makhluk yang bernama Waktu ( Saat / Masa )
bahkan waktu itu hidup berbakti pada Alloh Azza Wazalla dan kita manusia yang
lemah ini tak kan pernah lepas dari waktu , maka dari itu makanya Umat Islam
selalu menghargai Waktu dengan Sholat / Sembahnyang 5 ( lima ) waktu bahwa ada
Makhluk yang lebih tua dari pada kita namun selalu berbakti kepada Alloh yakni
Waktu, itu semua tercatat di dalam Kitab Qishasul Ambiya’ bila ingin lebih
jelas nya kita bisa belajar atau Talabul Ilmi kepada para Ulama’ Mursyid yang
lengkap keterangannya. Ada istilah sederhananya “ Bahwa Mutiara asli tetaplah
Mutiara sekalipun dalam lumpur, bila mutiara diangkat, dicuci dan digosok akan
terlihat mengkilat dan tetap berharga.
SULTAN ANYAKRAWATI ( Th 1601 m – 1613 m )
Mempunyai
anak laki – laki bernama :
R. Mas Rangsang / Sultan Agung Hanyokro Kusumo (1613 m
– 1645 m ) Sejak dipimpin Sultan
Agung Kerajaan Mataram Islam mencapai kejayaanya karena setelah bias menguasai
seluruh Pulau Jawa , tentara – tentara Mataram mempunyai Pos – pos yang
tersebar dari Ujung Timur namun sayangnya Sultan Agung kurang mengalakkan
kekuatan Maritim ( Angkatan Laut ) dan sector Pembangunan kelautan hingga
sewaktu Sultan Agung gigih menyerang VOC Belanda Kebatavia / Beliau kewalahan atau
tidak mengatasi karena Belanda menguasai medan laut dan banyak lumbung –
lumbung makanan milik Mataram yang dibakar oleh Mata – mata Belanda yang
terdiri dari Orang – Orang Pribumi sendiri yang dibayar mahal oleh Belanda.
Sultan Agung adalah Pejuang
sejati yang tidak mau berunding biarpun dengan Belanda dan benar – benar tidak
mengizinkan Belanda memasuki Tanah jayakarta / Batavia ( kini Jakarta ) hingga
wafat beliau Th 1645 m.
Kolonialis Belanda datang ke
jayakarta / Batavia Th 1596 dipimpin oleh Cornelis de Haoutman membawa 4 buah
kapal Dagang yang bernama :
1.
Kapal Dagang Van
Orange
2.
Kapal Dagang
Hollandia
3.
Kapal dagang
Emma
4.
Kapal dagang
Andriana
Mereka berdagang rempah – rempah hingga menguntungkan Pemerintah Kerajaan Nederland dan rakyatnya ,mereka mendirikan Persatuan Dagang VOC. (Vereenigde Oast Indische Compagnie ) Vereenigde Oostindische Compagnie `mula – mula hanya sebuah Persatuan dagang ,lama – lama memperkuat diri dan Menyerang Pangeran Wijayakarta , Pangeran Wijayakarta wafat, barulah VOC bias menguasai kota Jayakarta dan menetapkan Gubernur Jenderal , juga menganti Kota jayakarta dengan nama Batavia.
Kolonialis Belanda melaksankan
Politik memecah belah dan kuasai ( Devide et empera ) pada seluruh Kerajaan –
kerajaan di Indonesia.
Tak ketinggalan pula Kerajaan
Mataram Islam, Belanda menunggu wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo danm
mengincar anaknya untuk diajak berkerja sama. Setelah Sultan Agung wafat
dimakamkan pada pemakaman bukit Imogiri – Kabupaten Bantul – Ngayogyokarto
hadiningrat, beliau mempunyai anak 12 Orang Penganti Beliau adalah Sultan
Amangkurat I ( Th. 1645 m – 1677 m ) beliau mempunyai 5 Orang Istri dan 22 Anak
,beliau mengijinkan Belanda berdagang rempah – rempah di Pulau Jawa terutama
Jawa Tengah dan Pelabuhan Semarang.
Perlu diketahui Pada Masa Sultan
Agung berkuasa terjadi Bencana dasyat gunung Arjuno di Jawa Timur meletus
hebat.Setelah V.O.C berhasil mengatasi serangan- serangan Pasukan Kerajaan Mataram
hingga Sultan Agung tidak lagi menyerang VOC. Di Batavia , maka Belanda semakin
ingin mengambil barang – barang yang lebih berharga Milik Pulau Jawa karena
melihat persenjataan Mataram jauh tertinggal daripada persenjataan Belanda yang
lebih Modern dan Praktis, maka Belanda seperti halnya Kolonialis Inggris ,
Spanyol maupun Portugis yang lebih dulu berpengalaman dari Belanda , yang mana
mereka banyak mengambil harta karun emas baik berupa tambang – tambang maupun
benda –benda berharga dari bangsa – bangsa maupun suku – suku yang pernah jaya dimasa
lampau yang kemudian bangsa – bangsa dan suku – suku tersebut berakhir tinggal
berpencar – pencar hingga daerah mereka menjadi daerah tidak terawatt hingga
dengan bebas mengambilnya kemudian diperdagngkan ke benua – benua lain dengan
keuntungan yang berlipat ganda.
Pencurian yang dilembagakan persis
seperti MAFIA menghalalkan segala cara.karena nafsu ingin mencapai kekayaan
yang sebanyak – banyaknya , Tak peduli halal dan Haram kemudian meneruskan
Ekspedinya menuju Jawa Timur untuk mengambil barang- barang peninggalan
Kerajaan majapahit yang dulu terkenal di dunia sebagai Kerajaan be3sar No. 3 di
Dnia. Setelah kekaisaran Tiongkok No. 2 dan Kekalifahan Islam, Dinasti
Abbasiyah ( Keturunan Sayyida Abbas ra. / Paman Nabi Muhammad SAW yang paling
cerdas ) menguasai hamper 3 Benua ( seluruh Timur Tengah , Benmua Afrika,
separuh Benua Eropah dan seperempat Benua Asia ) dengan Ibukotanya Bagdad dan
exis selama ± 500 Tahun namun berahir hancur oleh serangan Bangsa yang belum
mengenal Ketuhanan sama sekali yaitu Monggol / Tartar yang ahli dalam berkuda ,
Trategi Perang ?Nomaden namun mempunyai Pimpinan yang Tidak Pelit ( Tidak suka
memupuk harta harta Benda dan tidak suka membangun Istana Megah, seluruh
rampasan Perang dibagikan semua pada seluruh pasukanya ) Sebab Sultan – sultan
Terakhir Dinasti Abbasiyah sudah banyak yang mencintai benda – benda Duniawi ,
membangun kemegahan- kemegahan dan banyak melupakan suara – suara Rakyat,akibatnya oleh Alloh didatangkan musuh.
Setelah Ekspedisi VOC menginjak Jawa
tengah Para Ulama’ ,Pendeta , Para Wali / Aulia bersatu mengajak Rakyat pada
masing – masing daerahnya berrdo’a pada Tuhan Yang maha Esa memohon supaya
Bangsa Penjajah Belanda tidak mengambil barang – barang berharga milik leluhur
– leluhur Kerajaan –kerajaan Kuno di Pulau Jawa yang sangat berguna kelak untuk
Generasi – generasi mendatang sebagai bukti bahwa Penduduk Nusantara bukan
bukan bangsa yang tak bertuan tetapi sejak jaman Purba sudah mempunyai tatanan
Pemerintahan baik kerajaan – kerajaan kecil maupun besar, Kasihan gener4asi
Penerusnnya kalau tidak mempunyai catatan / Bukti apapun dari leluhurnya,
jangan sampai seperti Bangsa- bangsa atau suku – suku di negara lain yang tanah
mereka dimiliki penuh oleh bangsa Pendatang karena sejarah dari bangsa – bangsa
atau suku – suku memiliki tempat aslinya telah memudar.
Rupanya do’a para ulama , para
Pendeta ,para wali dan rakyat seluruh penjuru dikabulkan Oleh Alloh SWT , tiba
– tiba gunung Arjuno yang biasanya tenang , megah dan indah mendadak ( tanpa
ada tanda – tanda apapun ) meletus mengelegar mengeluarkan lava panas sedasyat-
dasyatnya hingga sebagian puncaknya Hilang lavanya menutupi seluruh daerah
bekas ibukota Kerajaan Majapahit ( Kutharaja Mojokerto ) yang meliputi daerah
bukit – bukit lereng gunung Arjuno, Mojokerto Mojosari dan MojoAgung tertutup
lava muntahan dari Gunung Arjuno hingga bangunan maupun Barang – barang / bneda
– benda bekas Kerajaan Majapahit terendam lava dan banyak Korban jiwa
berjatuhan, hal ini terjadi th 1633 M.
Sejak kejadian bencana tersebut,
Ekspedisi VOC tidak jadi dan mengagalkan perjalanannya ke Jawa Timur , namun
mereka mengalihkan perhatianya ke bekas kerajaan- kerajaan kuno ( Hindu/ Budha
) di Jawa tengah maka dari itu mereka ( VOC ) berusaha melemahkan pemerintahan
kerajaan mataram supayta VOC leluasa bias menguasai Jawa Tengah , dan kelak
bila VOC kuat ingin meluaskan kekuasaanya seperti ke Jawa Timur , tapi yang
terjadi justru Belanda bias menguasai Seluruh Indonesia karena selalu berhasi
dengan Sysstem Devide Et Empera ( mengadu Domba ) antara Keluarga Kerajaan
sendiri diseluruh wilayah Indonesia.
Selama ± 350 tahun Belanda menjajah
Indonesia , pelan – pelan Lava- lava yang menutupi bekas kerajaan majapahit
mulai berkurang dan terkuak sebagian kecil mulai terlihat bekasnya sejak
Indonesia Meredeka Tanggal 17 Agustus 1945 kekuasaan di pegang oleh President
H. Ir Soekarno ( Putra Sang Fajar ) Pemerintah Republik Indonesia mulai
mengalakkan penggalian – penggalian pada bekas kerajaan Majapahit , namun yang
terlihat hanya sebagian kecil saja sebab masih banyak yanhg terpendam.
Kalau kita melihat pada lereng –
lereng Gunung Arjuno kita melihat banyak bukit – bukit dan gunung – gunung
kecil pada lereng – lereng tersebut yang sebenarnya Gunung – gunung dan bukit –
bukit kecil tersebut didalamnya penuh bangunan – bangunan bekas Istana
peristarahatan , bekas gdung – gedung pertemuan dan rumah – rumah mewah
penduduk yang kaya yang mana bangunan – bangunan tersebut banyak berlapis emas
sebab pada masa jaya nya kerajaan Majapahit semasa dipegang oleh :
1. Brawijaya III ( Raja Hayam Wuruk )
2. Ratu Sigitatarja ( Putrinya hayam Wuruk )
3. Brawijaya IV ( WISESYA / Pendeta )
Muda Hyang wekas ing Syoko ) suaminya Almarhum Ratu Srigitarja )
4. Ratu / Rani Suhita ( Ratu Juwita Kencana Ungu ) anak
dari Brawijaya IV
Hanya dipimpin oleh 4 Orang Raja tersebut Kerajaan Majapahit sangat jaya
hingga seetiap kedatangan tamu – tamu Negara dari luar negeri , oleh Kerajaan
dijamu dengan Pesta Kebun dengan makan minum sedangkan tempat makan minum
mereka terbuat dari Emas ,bila telah selesai berpesta kebun yang mana peralatan
– peralatan tersebut harus dibuang ke kolam – kolam yang berada pada sekitar
kebun tersebut .hal ini menunjukkan pada Negara- Negara lain betapa kaya
rayanya Kerajaan Majapahit.
Nah
kapan…? Generasi kita bisa menguak
penggalian itu semua ? betapa gigihnya leluhur kita dulu membangun Negara dan
memajukan masyarakatnya , meskipun tulisan atau Huruf mereka tetap dengan
tulisan Jawa Kuno dengan tulisan jawa kuno tersebut leluhur kita bisa menguasai
Asia tenggara meskipun hanya berkendaraan Kuda, kapal – kapal laut yang tak
seberapa besar ( masih jauh besar Expedisi maritimnya Muyhammad Cheng Ho dari
Tiongkok ) dan persenjataan yang tidak modern tidak mau meninggalkan Senjata
Keris , dengan keadaan seperti itu mereka berhasil menguasai Asia Tenggara.
Keris merupakan senjata Piyandel
milik leluhur Orang – orang Jawa, sebelum Benua Asia Pecah ( Jaman Pewayangan )
Keris adalah senjata asli ciptaan Orang- Orang Jawa ( para empu – empu sakti
berasal dari Jawa ) tidak berasal dari Negara- Negara lain.Maka dari itu kami
mohon supaya Huruf Jawa jangan dihilangkan, justru digalakkan , jangan hanya
pada Tingkat SD sampai SLTP namun harus sampai PERGURUAN TINGGI Bahkan setiap
fakultas harus membuka Jurusan Khusus untuk Bahasa Jawa /Jawa Kuno dan
Sangsekerta. Sesungguhnya tiap – tiap huruf itu ada artinya bahkan bila ditulis
satu Huruf bisa mempunyai Makna sampai berjilid – jilid buku.
Sesungguhnya semua huruf apapun ,
aplagi huruf Hijaiyah atau Arab dan cina lebih banyak lagi artinya bahkan 1
Huruf bila diuraikan isisnya bisa memakan waktu belajar ± 1 bulan, kalau
dibukukan bahkan sampai berseri ( beberapa buku ) . Mohon supaya generasi Muda
benar- benar mencintai tanah airnya dan belajar menjaga kepribadian masing –
masing seperti kata – kata dari 2 Kepala Negara yang setiap berpidato selalu
disisipkan kata – kata “ marilah kita kembali ke Kepribadian kita
sendiri ..yakni H.Ir Soekarno dan kata – kata dari Presiden H. Muhammad
Soeharto hal tersebut diimbangi dengan kata- kata dari Presiden Amerika Serikat
yang terbunuh Th 1963 yaitu John F. Kennedy yang sangat terkenal “ jangan
bertanya apa yang diberikan Negara Untukmu, tapi bertanyalah apa yang telah
engkau berikan untuk negaramu “.
Melihat Belanda selalu ikut campur
urusan berjalannya Pemerintahan Pada Keraton Mataram, membuat rakyat P. Jawa
semakin membenci Belanda. Timbullah Pemberontakan yang dipimpin salah satu
Pangeran dari Pulau Madura yakni Raden Trunojoyo yang diikuti pula oleh salah
satu Pangeran dari Makasar yakni Karaeng Galesung,mereka membawa Pasukan banyak
sekali datang menyerang pos – pos militer Belanda di Mataram hingga Belanda
kewalahan hingga Sultan Amangkurat I yang biasanya Baik pada Belanda tiba –
tiba berbalik arah tidak menyia- yiakan kesempatan tersebut membantu perjuangan
Raden Trunojoyo , akhirnya diam – diam Belanda mengajak Adik Amangkurat I yakni
pangeran Puger ( Sayyid Qosim Abd Rahman Adzimat Khan ) untuk melawan Raden
Trunojoyo dengan janji kelak akan dibantu mendirikan kekuasaan baru sebab
abangnya terbukti membantu Pemberontakan .
Mereka bersama – sama melawan Raden
Trunojoyo akhirnya Pasukan Trunojoyo kalah dan dapat ditangkap oleh Belanda di
Kediri kemudian dihukum buang ke Jawa Terngah bagian Utara bersama – sama
Karaeng Galesung , terjadi pada Th 1677 m , setelah wafat Raden trunojoyo
dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Sumenep Pulau Madura Jawa Timur dan Karaeng
Galesung beserta Prajuritnya dimakamkan di Kecamatan Ngantang – Kotatib Batu
kab. Malang – Jatim ,sedang Sultan Amangkurat I bersama 2 ( dua ) istrinya
melarikan diri yang tujuannya ke Batavia hendak menemui sendiri Gubernur
Jenderal Belanda , tetapi didaerah Tegal Arum / Tegal Wangi jawa tengah beliau
meninggal dunia dan dimakamkan ditegal Arum Jawa Tengah, Penganti beliau adalah
anaknya bergelar Sultan Amangkurat II ( Sayyid Rohmad Adzimat khan )
SULTAN
AMANGKURAT II ( Sayyid Rohmad
Adzimat Khan ) memimpin Kerajaan Islam Mataram dengan bekerjasama dengan
Belanda.
Pada Masa beliau berkuasa terjadi
Perpindahan Ibukota dari mastaram ke Kartasura , yang mana pembangunan Kota
baru tersebut banyak dibantu oleh tenaga Pasukan Orang – orang china yang
dengan janji setia mengikuti beliau karena Orang – orang china selesai
memberontak Pada Belanda dikarenakan ditipu oleh Belanda jauh- jauh dari
Tiongkok dijanjikan bekerja di Tambang Emas dengan gaji besar, tetapi setelah
tiba di Jawa mereka dipaksa bekerja sebagai Kuli angkut dengan gaji yang sangat
rendah diperlakukan Kejam dan dihukum Kerja Rodi bila melawan, Akhirnya mereka
bersatu memberontak pada Belanda dan lari berlindung pada Sultan.
Oleh sultan mereka dimanfaatkan
untuk membangun Ibukota baru di Kartasura dengan gaji Normal sebagaimana upah
buruh pada umunya dan diperlakukan baik sebagaimana warga Negara Kerajaan
Matram , hingga kelak kota kartasura menjadi Ibukota mataram dan mereka tetap
setia pada Sultan Amangkurat III ( anak Amnagkurat II ) dan kelak Kartasura
menjadi wilayah para mangkunegaran dan Keturunan Mereka banyak yang setia pada
Keturunan Mangkunegoro I ( R.M. Said Adzimat Khan ) bahkan sampai saat ini yang
menjadi ketua Gudang – gudang Pusaka Kerajaan/
Pura Mangkunegaran pun masih mayoritas keturunan mereka namun nama –
nama mereka sudah ditambahi oleh Sultan dengan Gelar – gelar Ningrat karena
leluhur – leluhur mereka berjasa dan berbakti pad Kerajaan Islam mataram.
Pada masa Sultan Amangkurat II
inilah terjadi Pemberontakan dari Batavia sendiri yang dipimpin oleh satria
berwajah Indo yakni Untung Surapati.Wiranegara , sebenarnya Untung Surapati
berasal dari Pulau Bali yang mana pada waktu Belanda ingin meluaskan
kekuasaanya di wilayah Bali terjadi perlawanan dari banyak Raja – Raja di Pulau
Dewata berjuang bersama – sama rakyatnya hingga terjadi Perang Puputan ( Mati
semua bersama Prajurit – prajuritnya dan sukarelawan – sukarelawan dari rakyat
mati suci / Suhada’ mempertahankan tanah Air ) banyak kaum laki – laki baik
kanak – kanak maupun Dewasa dijadikan Budak untuk diperjual belikan kepada
Pedagang – pedagang Belanda atau Orang – orang Kulit Putih antar kota – kota
besar di Nusantara atau Indonesia yang berasal dari Rakyat Kerajaan – kerajaan
Pulau bali yang kalah perang tersebut diantaranya mereka terdapat salah satu
kanak – kanak berumur 7 Tahun ,anak dari salah satu Pngeran dari Kerajaan
Klungkung yang ikut gugur dengan salah satu Istri selirnya yang berasal dari
Portugis ,Kanak- kanak tersebut ikut dibawa ke Kota makasar untuk diperjual
belikan
Di Makasar salah satu Kapten VOC
dari Batavia kapten Moore merasa kasihan melihat budak tersebut ,lalu dibelinya
dan bibawanya ke Batavia hal ini terjadi Th 1667 m , karena Kapten Moore telah
dityinggal mati Istrinya dan mempunyai Anak Perempuan semata wayang lebih baik
budak tersebut menjadi Pengawal putrinya ,Budak tersebut diberi nama UNTUNG dan
Nama Anak Kapten Moore adalah Suzzane Moore , sengaja Belanda menyembunyikan
Nama Asli Untung Surapati Supaya Tidak Teringat nama asli keluarganya.
Untung
Surapati sejak kecil bersama – sama Suzanne Moore dididik oleh Belanda hingga
Untung Suropati sangat fasih berbahasa Belanda , tata cara dan Istiadat
Belanda, Dalam Kariernya Sebagai Tentara Belanda mencapai Pangkat Perwira yakni
LETNAN Untung karena ahli dalam strategi Militer, seperti yang saya tulis
dimuka “ Bahwa Mutiara tetaplah Mutiara walaupun terpendam dalam Lumpur , kalau
Mutiara tersebut diangkat , digosok akan terlihat aslinya yakni bersinar dan
berharga terlihat bahwa Untung berdarah Satriya biar dia dididik Belanda namun
Jiwanya tetap untuk Nusantara.
Setelah Ketahuan Belanda bahwa
secara diam- diam Untung Surapati TELAH MENIKAHI Suzanne Moore di Tempat
Pesantrenya Kyai Embun beberapa bulan berlalu dan diketahui bahwa Suzanne telah
Hamil berjalan 3 Bulan, terkejutlah seluruh Batavia mengapa Untung tidak ijin
dulu pada Kantor Milik Pemerintahan Belanda, mengapa menikah diluar peraturan
yang ada, Seorang Pria Pribumi berani menikah gadis dari Anak Kompeni Belanda
hal ini menyebabkan Untung dipecat dari perwira Belanda dan dipenjarakannya.
Di dalam Penjara Untung menggalang
Perjuangan untuk melawan dan Mengusir Belanda , Untung bersama – sama Pejuang
berhasil menjebol Tembok penjara dan membumi hanguskan Pos – Pos Militer
Belanda , karena keberanian Untung sehingga lama- lama Rakyat Batavia mengikuti
sepak terjang Untung Surapati sehingga banyak kantor – kantor penting Belanda
yang dapat dibumi Hanguskan, akan tetapi Hati Untung sangat sedih karena
istrinya Suzanne Moore yang sedang mengandung dipaksa ayahnya untuk berlayar
jauh Ke Negaranya yaitu Nederland
Namun sebelum mereka berpisah telah
sepakat saling membawa Potongan Liontin yang berasal dari Satu Liontin dipecah
dibagi menjadi 2 ( dua ) bagian yang masing – masing dibawa mereka berdua, Bila
suatu saat anak mereka dewasa bias mendatangi Untung dengan tanda potongan Liontin tersebut.
Sejak kepergian Suzzane Moore , hati
Untung telah bulat meneruskan perjuangan bersama – sama rakyat melawan Kolonial
Belanda. Karena Pasukan Untung terdesak keluar Batavia ,maka mereka sampai di
Wilayah Kasultanan Cirebon, banyak Rakyat Cirebon bergabung dengan Pasukan Untung
karena Beliau berhasil mengalahkan salah satu Pangeran Virebon yang memberontak
pada Kesultanan Cirebon, yakni Pangeran Suropati maka nama Surapati diberikan
Pada belakang Namanya .
Ada sambutan dari kesultanan Mataram
supaya Pasukan Untung Surapati datang Ke Mataram supaya Pasukanya bergabung
dengan Pasukan – pasukan Mataram dalam Melawan Belanda bila selama perjalanan
dari Cirebon ke Jawa Tengah bagian Utara ,mereka banyak membumi Hanguskan
Tangsi – Tangsi Militer dan berencana membumi Hanguskan Pelabuhan Semarang
karena banyak Kapal – kapal dagang Belanda dan tangsi-tangsi militer yang masih
kuat. Namun sebelum sampai maksudnya telah dating utusan dari Mataram agar
pasukan Untung Suropati segera datang ke Mataram. Datanglah pasukan Untung
Suropati ke Mataram disambut oleh rakyat Mataram dan SultanAmangkurat II,
sekalipun bekerjasama dengan Belanda tetapi menerima kehadiran Untung Suropati
dan membantu seluruh pasukannya dalam bidang materi. Untung berhasil membunuh
Kapten Tack/Belanda th 1686. Di Kartasura Untung menikah dengan salah satu
wanita berdarah biru/ningrat bernama R.A.Gusik dan mereka dikaruniai 2 anak
laki-laki bernama:
1.Raden
Mas Pengantin 2.Raden Mas Surodilogo.
Sejak Sultan Amangkurat II wafat,
dan digantikan anaknya Sunan Mas sebagai Amangkurat III namun tidak di akui
Belanda karena Sunan Mas jelas-jelas membantu pasukannya Untung Suropati. Dan
Belanda mengangkat adik Sultan Amangkurat II yakni Sayyid Qosim Ad.Khan atau
Pangeran Puger menjadi penguasa Mataram. Melihat Belanda menggandeng Pangeran
Puger untuk menumpas perjuangan Untung Suropati maka Untung Suropati dan
prajurit-prajuritnya semakin memperkuat diri dan semakin melancarkan perlawanan
pada Belanda. Begitu pula Amangkurat III
(yang tidak di akui Belanda) semakin membantu perjuangan Untung Suropati
bersama rakyat. Ini terjadi th 1706. Akhirnya dengan cara membujuk halus,
Belanda dan Pangeran Puger berhasil membawa Sultan Amangkurat III dan
keluarganya ke Batavia untuk di hukum buang. Tak puas hanya di situ, Belanda
semakin membuang Sultan Amangkurat III dan keluarganya ke negeri
Srilangka/Ceylon. Mwskipun Amangkurat III dan keluarganyatelah jauh dari Untung
Suropati dan pasukannya, namun tidak menyurutkan semangat perjuangan Untung
Suropati melawan penjajahan Belanda.
Karena pasukan Untung Suropati
terdesak kemudian meneruskan perjuangan sampai Jawa Timur dan semakin di ikuti
oleh rakyat banyak. Namun Sultan Amangkurat III dengan keluarganya berhasil
keluar dari Srilangka dan bertolak ke Surabaya-Jawa Timur diterima oleh Pangeran
Pekik yang menjabat sebagai Adipati di Surabaya. Disana Sultan Amangkurat III
bertemu dengan Untung Suropati beserta pasukannya dan mereka semua bersepakat
meneruskan perjuangan melawan Belanda. Dan Untung Suropati dinobatkan sebagai
Adipati Jawa Timur sebelah timur yang berpusat di kota Bangil-Pasuruan, di beri
nama Adipati Wiranegara.
Tatkala menjadi Adipati di
Pasuruan,datanglah anak lelaki Untung Suropati dengan istrinya yang pertama
Susana More yakni remaja berwajah Indo dengan nama Robert Suropati. Robert
disarankan oleh 2 adiknya yakni R.Mas Pengantin dan R.Mas Surodilogo agar
tinggal menetap di Pasuruan. Namun Robert tidak mau,dia hanya ingin melihat
wajah orangtunya saja,kemudian Robert Suropati kembali ke Nederland hingga
keturunannya tetap di Nederland.
Taklama
kemudian Sultan Amangkurat III wafat,seluruh rakyat Mataram meminta supaya
jenasah Sultan dimakamkan di pemakaman kerajaan yakni di Kartasura, sebab
Sultan Amangkurat III adalah pejuang sejati melawan Belanda hingga akhir
hayatnya, maka beliau dimakamkan di pemakaman kerajaan di Kartasura-Jawa
Tengah.
Belanda semakin menumpas perjuangan
Untung Suropati di Jawa Timur dan Untung Suropati beserta pasukannya tetap
melawan Belanda. Namun pasukan Untung Suropati semakin terdesak akhirnya mereka
memasuki kota Malang dan bertahan hingga mereka semua tetap melancarkan
perjuangan melawan Belanda sekalipun hanya untuk bertahan karena terdesak.
Tetapi Untung Suropati dan 2 ananya beserta pasukannya merupakan pejuang sejati
yang cinta tanah airnya. Akhirnya 2 orang anaknya gugur dan dimakamkan di Bukit
Buring-Kab.Malang. Sedangkan Untung Suropati wafat sudah berumur tua dan tak
pernah tertawan oleh Belanda. Makam beliau ada 2, yang satu di luar kota dan
yang satu di wilayah kota, yang benar yang mana kita tidak tahu. Yang penting
semangat perjuangan beliau dan cintanya pada Negara yang perlu ditiru/dicontoh
oleh generasi penerus bangsa.
Putra mahkota yang sebenaranya yang
berhak atas tahta mataram yaitu Raden Mas Said seorang pemuda remaja yang masih
berumur 19 tahun, Tak puas melihat Belanda semakin membabi buta menguasai
mataram dibalik Kepemimpinan pangeran Puger , Maka raden Mas Said menggalang
persatuan Rakyat terutama salah satu Pamanya yaitu Pangeran Mangkubumi I (
Syayid Syarif Abdurrahman Adzimat Khan ) mereka berdua dengan pasukannya
menyerang Pos – Pos belanda, semakin hari semakin bertambah rakyat yang
mengikuri mereka berdua, bila terdesak mereka bergerilya di Hutan – hutan bila
telah kuat kembali mereka menyerang Belanda.
Bertahun – tahun mereka berjuang
dengan rakyat akhirnya semakin hari Belanda semakin terdesak , akhirnya Belanda
berhasil membujuk Keluarga – keluarga Mereka berdua supaya mau mengadakan
perundingan dengan Belanda.Terjadilah Perundingan atau Perjanjian yang terkenal
dengan nama Perjanjian Gianti pada Tahun 1755 m Antara Kolonial Belanda segan
Pihak Kerajaan mataram yang hasilnya antara lain :
1.
Pangeran Puger (
sayyid Qosim Abd Rahman Adzimat Khan ) menjadi Kasunanan Surakarta bergelar
Pakubuwono I ( Solo )
2.
Raden Mas Said (
Sayyid Said Adzimat Khan ) menjadi Pura Mangkunegaran dan bergelar Mangkunegoro
I
3.
Pangeran
Mangkubumi I ( Sayyid Syarif Abd Rohman Adzimat kahan ) menjadi Ngayokyokarto /
Ayodyakarta Hadiningrat bergelar Sultan Hamengkubuwono I
Ada semboyan dari R. M Said
untuk Generasi Muda terhadap tanah airnya yaitu :
1.
Rumongso melu
Hangrukebi
2.
Rumongso Melu
Handarbeni
3.
Mulad sariro
hangrugowani.
R.M Said adalah leluhur dari
Ibu Negara RI, ke 2 yakni Almarhum Ibu Hajjah Siti Hartinah Fatimah Soeharto (
Ibu Tien Soeharto ) dari garis Ayahanda beliau yaitu RM Sumoharyomo juga
leluhur dari Mangkunegoro XIII ( yang kini sedang bertahta ) bernama asli
Pangeran Sujiwo mantan suami dari Ibu Hajjah Sukmawati soekarno putri , Yang
mana mereka dikaruniai 2 ( dua ) Orang anak yakni Pangeran Paundrokarno Sukma
Putra dan Roro Ayu Siti Suniwati
Rupanya Belanda tidak puas
dengan berjalanya 3 Kerajaan yang Hidup damai berdampingan tersebut yang
mengkawatirkan Belanda justru Kesultanan Jogyakarta , maka terjadilah
Perundingan lagi yakni Perundingan Salatiga Th 1757 m hasilnya adalah pada
wilayah Nagyokyokarta didirikan Pura Pakualam dengan mengangkat Pangeran Noto
Kusumo I adik kandung dari Sultan Mangkubuwono II / Sultan Hadiningrat II )
menjadi Pengeran Adipati Paku Alam I.sesungguhnya Sultan Mangkubuwono I atau
Pangeran Mangkubumi I mempunyai Anak sebanyak 31 Orang yang menjadi Sultan atau
Raja hanya 2 Orang :
Yaitu :
1.
Sultan
Hamengkubuwono I/
2.
Adipati Pakualam
I / Pangeran Narto Kusumo I
Itulah
hasil Perjanjian – perjanjian dengan Pemerintah belanda yang memecah belah
Kerajaan mataram menjadi 4 Kerajaan yaitu :
Untuk
wilayah Kartasura menjadi :
1.
Kasunanan
Surakarta yang dipimpin oleh Pangkubuwono I ( wilayah Solo )
2.
Pura
Mangkunegaran yang dipimpin oleh mangkunegoro I ( RM. SAID 0 untuk wilayah
bekas mataram atau Kutogedhe Ayodyakarta menjadi :
1.
Kesultanan
Ngayokyokarta hadiningrat yang dipimpin oleh Sultan Mangkubuwono I
2.
Kadipaten Pakualam
yang dipimpin oleh Adipati Pakualam I.
Sejak
Saat itu antara mereka tidak terjadi peperangan – peperangan , sama – sama
merasakan penjajahan Belanda `dan Pada saat Perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia bersama – sama terjun bersama rakyat melawan Penjajahan, namun yang
paling gigih bersama – sama Bung Karno dan Bung Hatta adalah Sri Sultan hameng
kubuwono IX ( Sayyid darajat) beliau tinggalkan ujian Kesarjanaannya di
Universitas Leiden – Nederlands pulang Keyogyakarta ikut bergabung dengan
Rakyatnya melawan kolonialis Belanda hingga terwujud Kemerdekaan Republik
Indonesia.
Penerus Beliau yakni Sri Sultan
hamengkubuwono X ( Pangeran Herjuno Darpito ) bersama – sama pakualam VII
meneruskan kemajuan Negara dan Bangsa supaya rakyat Republik Indonesia lebih
Melangkah Kedepan.
Pada masa Penjajahan Belanda
terdapatlah 2 Orang Pemuda dari Keluarga Ulama yang bersama – sama naik kapal
Laut yang sama dan berguru di Kota Mekkah Al Mukarommah pada Guru- guru yang
sama pula. Setelah beberapa tahun menimba Ilmu di Mekkah dan Madinah mereka
berdua pulang Bersama – sama pula, setelah menginjakkan kaki di Kota Semarang
mereka berjanji , kata salah satu dari Mereka yaitu kata – kata K.H HASYIM
ASYA’ARI sebagai berikut :
“ Kang Mas kulo syi’ar atau Da’wah
Ning Deso lan Panjenengan Syiar / da’wah Ning Kitho ( Kang Mas saya berda’wah
Agama di Desa saja sedang Kamu silahkan Berda’wah di Kota saja )
“ Mugo – mugo perjuangan niki
diridhoi kaliyan Alloh SWT ‘ (semoga perjuangan ini diridhoi oleh Alloh SWT)….
Kedua pemuda tersebut sama – sama menjawab Aaamiiin……
Setelah
mereka berpelukan , mereka berpisah meneruskan perjuangan dan perjalanannya
masing – masing.
KH. HASYIM ASYA’ARI pulang kekota
kecil Demak dan setelah berumah Tangga berpindah ke Kota Kecil di Jawa Timur
yakni Kota Jombang.
Sedangkan
Pemuda yang kedua Tak lain dan tak bukan dia adalah KH. ACHMAD DAHLAN pulang Ke
Kota Besar Ngayokyokarto karena ayahnya adalah Kepala Penghulu Keraton / Istana
Ngayogyokarta hadingrat.yang mana beliau ditunjuk Oleh Ayahandanya untuk
mengantikan jabatan sebagai Kepala penghulu Keraton / Istana Yogyakarta yang
disetujui oleh Sultan, tetapi KH. ACHMAD DAHLAN menolak dan supaya menunjuk
Orang lain saja sebab KH. ACHMAD DAHLAN hendak meneruskan cita – citanya
berda’wa ditengah – tengah Rakyat untuk memajukan rakyat yang tersisihkan oleh
Belanda dalam Bidang Pendidikan, beliau mendirikan Organisasi Sosial
Muhammadiyah pada Th. 1912 m diYokyakarta yang bergerak mendirikan Sekolah –
sekolah untuk Rakyat Umum ( tidak melihat dari kalangan Ningrat atau bukan )
yang dididik dengan Agama Islam namun dengan disiispi Pelajaran bahasa Belanda
sehingga Mereka – mereka yang lulus dari SD / SEKOLAH RAKYAT yang disebut HIS
MUHAMMADIYAH ( Hollandsche Inlandsche School Muhammadiyah ) SANGAT MAHIR
BERBAHasa Belanda juga adanya Pelajaran Extra Kulikuler Sepakbola yang disebut
Persatuan Sebak Bola Hisbul Wathon Th 1912 M
Setelah
lulus dari HIS Muhammadiyah melanjutkan
ke Muallimat dan Mu’alimin ( setingkat SMP)
Namun
selalu disisipi bahasa Belanda, Bahasa Arab dan Bahasa ingris sehingga
kelulusan mereka sangat fasih berbicara 3 bahasa tersebut dan mereka banyak
diterima bekerja pada Instansi – Instansi Pemerintah Belanda dan banyak
mendidik atau terjun Ke Rakyat umumnya untuk member Pengertian bahwa rakyat
Indonesia masih terjajah dan harus Pandai /Berpendidikan supaya seimbang dengan
Orang – Orang belanda.
KH. HASYIM ASYA’ARI setelah berada
di Kota Jombang mendirikan Pesantren di Desa Tebu Ireng , mendidik Agama Islam
yang bersal dari kalangan masyarakat apapun dan mendirikan Ortganisasi Sosial
Nahdlatul Ulama’ ( NU ) Th 1926 m
Di
Surabaya yang dihadiri Mayoritas para Ulama seNusantara / Indonesia yang
tujuannya juga memajukan Masyarakat Pribumi dengan Kerohanian yang kental namun
dengan semangat Menentang Penjajahan Belanda.
BU
banyak diikuti oleh Mayoritas Rakyat Nusantara atau Indonesia karena menghargai
Tradisi setempat yang tak berlawanan dengan Kerohanian Islam.
Dari Kalangan terpelajar mereka –
mereka inilah yang merupakan Intelektuasl –intelektual Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulma’ ditambah para Intelektual
Nasionalis bersama – sama bersatu mencetuskan Sumpah Pemuda pada Th 1928
m di Jakarta / Batavia.
Pada Masa Penjajahan Jepang di
Indonesia terjadi usaha Perjuangan dari 2 Ulama yang waktu itu sebagai Ketua
Umum Pemuda yak’ni :
1.
Ketua umum
Pemuda NU yakni KH. WACHID HASYIM ( anak dari KH HASYIM ASY’ARI / Ayah Gus Dur
) BERSATU BERSAMA – SAMA
2.
Ketua Umum
Pemuda Muhammadiyah KH. MAS MANSYUR bersama – sama menghadap pimpinan
pemerintah Jepang di Indonesia yaitu Laksamana / Jenderal Al. Jepang,Laksamana Maeda
untuk memohon supaya Tentara – Tentara Jepang mau mendididik Strategi Militer /
Perang kepada Pemuda – Pemuda dari Kalangan Pesantren dan Lulusan – lulusan
Muhammadiyah , akhirnya usaha tersebut disetujui oleh Pemerintah Jepang sehingga
mayoritas dating dari kalangan santri banyak yang menjadi tentara – bentukan Pemerintah
Jepang yaitu PETA ( Pembela tanah Air ) dari PETA inilah banyak Santri – santri
yang Piawai dalam taktik Militer pada saat menghadapi Perang mempertahankan
Kemerdekaan melawan tentara gabungan Inggris dan Belanda , Belanda membawa
Personil militer NICA ( Nederland Indis Civil Administration ) Agresi Militer
1947 dan agresi Militer II Tahun 1949 yang mana Belanda membawa Pasukan KNIL
sehingga setelah terjadi Perundingan Meja bundar Th 1949 Yang menyatakan Bahwa
Belanda harus pergi dari Bumi Indonesia selama- lamanya.
Pada Masa Penjajahan kita juga harus selalu Ingat Perjuangan
seorang Wanita Pembaharu bagi Kemajuan kaum Perempuan walaupun dilain Pulau
Jawa ada Cut Nya’dien,dan Nama – nama lain Pejuang Perempuan namun kita harus
Legowo Menerima RA. Kartini sebagai Pejuang Emansipasi Wanita terlepas dari
Jawa atau Suku lainnya, memang sangat disayangkan bahwa bangsa ini masih
mempersoalkan layak dan Tidaknya RA KARTINI sebagai Pejuang Wanita namun untuk
lebih jelasnya mari kita lihat sepak terjang beliau dalam memperjuangkan Hak –
Hak kaum Pribumi terutama Kaum Perempuan dan tertindas dan terlindas Penjajahan
Pemerintah Kolonial Belanda.
Raden Ajeng Kartini adalah Anak Bupati Jepara yang terlahir
pada Tanggal 21 April 1789 m di Mayong Jepara, apabila dilihat dari garis
Ibunya beliau masih keturunan cucu Seorang Ulama’ yang memimpin salah satu
Pesantren di Jepara pada Masa itu yaitu Kyai Mudiono ,disamping sejak kecil
sudah sekolah pada Serkolah – sekolah Belanda dan Fasih berbahasa Belanda ,
beliau sejak Remaja putri selalu diantarkan Oleh Orang Tuanya datang Mengaji
bersama- sama Para Raden- Ajeng ( Putri Keluarga Ningrat / Darah Biru ) lainya mengaji
ke Pendopo kabupaten Demak mengikuti Pelajaran Mengaji Tafsir Al – Qur’an pada
Ulama’ yang terkenal Alim pada masa itu yakni Syech Mukhammad Sholeh bin
Umar atau terkenal dengan nama Kyai
Sholeh darat yang bertahun – tahun pernah berguru di Mekkah
Justru RA KARTINI meminta supaya Kyai Sholeh darat mengartikan
Tafsir terjemahan Bahasa jawa tersebut kedalam arti atau makna dibalik tafsir
itu senidri akhirnya Kyai Sholeh darat setuju dan mengajarkan pada RA KARTINI. Didampingi
Ayahanda Beliau hingga bersuamipun RA KARTINI masih gigih untuk belajar pada
Kyai Sholeh darat hingga selesai tafsir Al Qur’an 30 juz.
Sejak masih remaja Putri RA KARTINI sering mendatangi makam
Sunan Mantingan baik dating sendiri maupun dengan teman- teman mengajinya
bahkan yang sering diajak adalah temanya seorang gadis Belanda Annie Glaser meskipun
berdo’a dengan keyakinan masing – masing.
Dari rasa Kerohanian dan spiritual yang mendalam sehingga Ibu
Kartini berjuang merubah kebodohan yang terjadi pada masa itu yang banyak
merugikan Kaum Wanita , diubahnya cara berfikir kaum Hawa untuk lebih terampil berkeahlian yang baik seperti
Menjahit, Menyulam, Menulis, membaca, berhitung berbahasa belanda atau bahasa
asing lainnya termasuk keahlian yang biasa dilakukan kaum laki- laki asalkan
tidak merubah Kodrat /sifat keadaan Kewanitaanya.
Semua cita – cita beliau sengaja bertemu Gubernur Jendral
hindia Belanda dan memohon izin mendirikan Sekolah Untuk Anak Wanita Pribumi
supaya lebih maju dan tidak tenggelam dalam Kebodohan.
Cita – cita dan surat RA KARTINI yang berisi cita – cita nya
beliau tulis pada sahabat- sahabat nya yakni Wanita – wanita Belanda yang
terpelajar dirangkum menjadi sebuah Buku yang berjudul “ Duor Duiternis
votlight “ ( Habis Gelap terbitlah Terang )
RA KARTINI bukan hanya
berjiwa Nasionalis akan tetapi seorang Muslimah yang lurus dan berfikir maju
kedepan merupakan salah satu Srikandi Islam dalam Bidang Pendidikan, seperti
halnya Asma binti Abu Bakar ra. Kakak dari Aisyah ra ( istri nabi Muhammad SAW
) merupakan wanita yang paling cerdas diantara sahabat – sahabat nabi Muhammad
SAW dan hafal Kitab suci Al – Qur’an , Asma Binti Abu bakar berusia panjang ±
120 Tahun lebih hingga beliau bias menyaksikan sendiri kejadian – kejadian yang
pernah diucapkan Nabi Muhammad SAW sebelum kejadian – kejadian tersebut
terjadi.
Intinya Perjuangan ini adalah jerih payah dari para Suhada’ dan
Srikandi – srikandi Islam dalam menata kehidupan manusia- manusia Pribumi
menjadi manusia yang mempunyai harkat dan martabat sehingga tercetus keinginan
untuk Merdeka terlepas dari Penjajahan yang Notabene menyalahi Hak – Hak asasi
manusia untuk hidup sejajar selaras dengan bangsa – bangsa lain di seluruh
Dunia, Tak peduliu kulit Hitam, suku – suku pedalaman untuk bersanding seia
sekata dalam menuju Keadilan merata.
Islam adalah tatanan yang mengatur kehidupan Manusia sesuai
dengan harkat dan Martabat sebagai Insan yang sesuai dengan Tujuan manusia
yaitu Khalifatul Ardi Pemimpin Dunia.yang salah disalahkan yang benar
dibenarkan, bukan saling menjajah antara yang kuat dengan yang lemah.
Cukuplah buat Pelajaran Bahwa Antara NU dan Muhammadiyah adalah
berasal dari Sumber yang sama yakni Al Qur’an dan Al Hadist dan dari Nasab atau
Keturunan yang sama Yakni Sayyidina Hessein ra dan Ali Bin Abi Thalib
karamallohu wajhah yang terbunuh di Kota karbala Irak.
Yang mana KH. ACHMAD DAHLAN bernasab ke 12 apabila dilihat dari
Nasab Syech Maulana Malik Ibrahim Ibrohim yang makamnya di Gresik salah satu
Anggota Wali songo dan beliau ( KH ACHMAD DAHLAN ) bernasab ke 9 apabila dari
garisnya Waliulloh Maulana Muhammad fadlulloh Adzimat Khan yang terkubur di
Parang Kusumo – Yogyakarta Selatan
Sedang Ulama’ – ulama’ NU hampeir semua bernasab dari para
Waliulloh yang menjadi Anggota Wali Songo yang nasab asalnya banyak berasal
dari Sayyidina Hessein ra. Bin Ali Bin Abi Tholib Karamallohu Wajhah
===============================================
SUSUNAN GARIS KETURUNAN KH
ACHMAD DAHLAN
===============================================
Sayyid maulana
Mukhammad fadlulloh Adzimat Khan
( datang dari Madinah dan bergabung dengan Wali
Songo dengan Raden Patah membela Kerajaan Majapahit melawan Rezim
Giriwardhana dari Kediri yang menjajah Majapahit , Hingga Giri wardhana
hancur dan berdiri Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah ( Putra
Brawijaya V )
|
Sayyid Maulana
Sulaiman Adzimat Khan ( Kyai Ageng
Giring )
( makamnya di jatinom – Klaten )
|
Kyai Demang Jurang juru Kapisan
|
Kyai Demang Jurang juru Kapindo
|
Kyai Ilyas
|
Kyai Muhammad Sulaiman
|
Kyai Haji Abu bakar
|
Kyai Haji Achmad Dahlan /
Mukhammad Darwis
Pendiri
Organisasi sosial Muhammadiyah Th 1912 m- jawa Tengah
|
Kedua Organisasi Muhammadiyah dan NU
prinsipnya sama namun hanya penyampaian yang berbeda ibarat Pepatah “ lain
Lubuk Lain ikanya “ namun intinya sama – sama berjuang menegakkan Islam tetap
tegak diBumi Indonesia ,maka sudah sepatutnya para elit Pemimpin NU mapun
Muhammadiyah untuk tidak saling menonjolkan ,akan tetapi saling menguatkan agar
Pilar Islam tetap tegak menjulang tinggi di Bumi Indonesia.
Karena satu akar. Satu Pedoman yaitu
Al _ qur’an dan Al – hadist sama- sama para Penerus Wali Songo sehingga sudah
bukan waktunya saling sikut saling ingin pembenaran diri masing – masing.
Rosululloh SAW bersabda “ Sesungguhnya Perbedaan itu adalah Rahmat “ ( HR
Buchori – Muslim )
Islam dibangun diatas Asma Bismillahirrohmanirrohim
(dengan nama Alloh yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang ) akan tetapi bukan
dibangun diatas Perpecahan – perpecahan maupun permusuhan.
Seperti Kisah RA KARTINI seorang
turunan Ningrat yang peduli Kaum Pribumi maupun Kisah Putra Sang fajar (
soekarno ) yang terlahir bernama asli Sayyid Maulana Malikul Khusna ( R. Kusno
/ Kusno/ Raden Kusno ) kalau dilihat ayahanda beliau jelas berdarah Biru yaitu
Raden Sukemi sastro Diharjo yang berasal dari trah Surakarta / Solo , jelas
masih berhak memakai nama Belakang Adzimat Khan
Karena Sang Putra fajar seorang
Nasionalis mereka tak mau memakai embel – embel keningratanya ingin agar tetap
berbaur dengan Rakyat jelata ,beliau lebih suka memakai nama Soekarno artinya
adalah anak yang tahu membalas budi, beliau tahu membalas budi kerpada Tuhanya,
membalas budi kepada Orang Tuanya, membalas budi kepada tanah airnya tercinta (
Bumi Pertiwi ) .
Sejak kecil beliau selalu berjuang
bersama – sama rakyat mengusir Penjajah Belanda hingga akhirnya terwujudlah
cita – cita beliau hingga dengan Semangat yang menyala – nyala pada tanggal 17 Agustus
1945 bersama – sama Bung Hatta berhasil mengkumandangkan keseluruh Dunia yang
terkenal dengan Pidato Proklamasi…
“ Kami Bangsa Indonesia dengan ini
menyatakan KEMERDEKAANYA…
Hal
– hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lainya akan dilaksankan dalam
tempo yang sesingkat – singkatnya.
Jakarta
05 Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno
– Hatta
Yang
mana seluruh rakyat dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengenang dan
mengabadikan Nama Putra Sang fajar dalam “ Pohon SOekarno “ yakni tanaman Pohon
– pohon akasi yang tumbuh subur di Padang Arofah hadiah dari President Soekarno
sewaktu menjabat President Pertama Republik Indonesia yang mana Pohon – pohon tersebut
sangat berguna karena sangat Rindang mengayomi para jama’ah haji dari seluruh
Dunia bila melaksankan Haji di padang Arofah ( Negeri Hejaz )
Cukuplah sudah tulisan Pangiwo –
Panengen ini kami tulis, mulaI Jilid I, jilid II, Jilid III,IV sampai JILID V ,
Sejarah Bangsa Indonesia terangkum mulai
dari Jaman nabi Adam Hingga Kemerdekaan Republik Indonesia semua terangkum
sesuai dengan Yang ada pada Tulisan – tulisan sejarah yang ada.
Kami Kyai Djawan samudro , Ibu Endang
Permata Asri , dan segenap Kru Kyai Djawan samudro. Com. Mengucapkan terima
kasih kepada Pihak Keraton para Habaib yang telah membantu terselengaranya
Tulisan ini semoga menjadi Rujukan Sejarah Bahwa Bangsa Ini Bukan Turunan
Monyet seperti kata Darwin ( Teori Evolusi ) akan tetapi Bangsa ini pernah
menjadi Bangsa Besar Nomor 3 diseluruh Penjuru Dunia, bangsa Indonesia adalah
keturunan NABI ADAM as. Bangsa Indonersia Bukan bangsa Pecundang, bangsa
Indonesia adalah Bangsa yang bermartabat
Yang
bersatu padu mengisi Alam yqang bernama Nusantara ( INDONESIA ) Indos Nesos (
bangsa kepulauan ) maka wajar bila Islam merupakan warna – warni yang menghiasi
bangsa gemah Ripah Loh Jinawi , cukul kang tinandur,
Bangsa ini akan maju bila Hukum
ditegakkan setegak- tegaknya, tidak pandang bulu, KORUPSI harus diganjar
HUKUMAN MATI. Karena Korupsi adalah Penjajah Blangkonan yang merusak
tatanan sendiri, sudah saatnya manusia Indonesia bangkit jangan mau dikatakan
Turunan Kera ( BEDES ) akan tetapi bangsa yang bermartabat sama sederajat
dengan bangsa – bangsa lain di dunia.
Akhirnya , kami hanya manusia lemah
yang banyak salah dan dosa namun selalu berusaha untuk dapat menjadi terbaik
dan memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan.
Kritik,
saran yang membangun akan kami tindak lanjuti akan tetapi Hujatan dan fitnahan
hanya akan kami lihat sebagai kesalahan yang mungkin salah Alamat .
Silahkan kirim Kritik dan saran anda
pada Telp 081554980751 – 081554980673 atau datang Langsung Pada kami Jl. Raya bunut
Wetan 980 – Pakis 65154 – Malang – Jawa Timur Indonesia.
d/a
Cahaya Computer Bunut Wetan
Semoga apa yang kami tulis bisa
bermanfaat baik bagi kami maupun kita semua, Aaamiin Ya robbal Alamin.
Malang,
23 September 2014
Al – fakir kyai Djawan Samudro
Daftar Pustaka
-
Blog Kyai djawan Samudro.com 2000- 2014
-
Ki Padmo
Susastro Th 1898 ( Milik Keraton Surakarta )
-
Agama Islam,
Lentera Kehidupan. Oleh Drs. Junaidi Anwar, Drs Margiono, Mpd. Dra Latifah
-
Bagian Statistik
Arrobithoh Al Alawiyah al Maktab Addaimi ( kantor pemelihara sejarah dan statistic
Alawiyyin ) Jl. Nangka III Atas No. 9 RT005/03 Komplek Antilope Ii,
JatibeningII, Bekasi 17412, Telp. 021993330 – Jakarta.
-
Kitab Qishosul
Ambiya’
-
Sejarah bangsa-
bangsa
-
Pangiwo –
Panengen Jilid 1-4
-
catatan Blusukan
ke museum – museum Keraton oleh Ibu Endang
-
Cahaya Computer
Inspiration
-
Batavia tempo
doeloe.
selamat pagi, saya ingin meminta kritikan terhadap sumber rujukan yang dikutip didalam artikel kompasiana berikut, terutama sarasilah Panembahan Sedo Krapyak:
ReplyDeletehttp://politik.kompasiana.com/2015/01/15/sanggahan-untuk-klaim-mas-kusdiono-ttg-jokowi-keturunan-habib-716978.html
ma'af mas tentang JOKOWI kami masih belum punya bahan sejarah untuk ditampilkan,sekali lagi ma'af
ReplyDeleteRaden Jaka Tingkir adalah anak dari Dewi Nawangsih ( Putri dari Bidadari Nawangwulan ( Nyai Roro Kidul ) dengan Raden Jaka Tarub ( Sayyid Ali Murtadlo Adzimat Khan ) dengan Ki Ageng Butuh / Raden Kebo Kenongo ( Sayyid Umar Faqih Ba’syaiban )
ReplyDeleteEndang Nawangsih tumbuh menjadi Gadis remaja yang jelita dan dipersunting oleh salah satu cicit dari Brawijaya V yakni raden Kebo Kenonggo ( Sayyid Umar bin Muhammad Faqih ba’syaiban ) atau terkenal dengan sebutan Kyai Ageng Pengging yang berada di Pengging / Sleman – Ngayogyokarto yang mana Endang Nawangsih dengan Kyai Pengging mempunyai anak laki – laki bernama Sayyid Maulana Qorib Bait Abdurrahman Ba’syaiban terkenal dengan Panggilan Mas karebet ( Qorib Bait = Masih arah dari Ahlul Bait = Ahli Rumah Nabi Muhammad SAW = masih keturunan Nabi Muhammad SAW ) lebih terkenal dengan sebutan Raden Joko Tingkir
ReplyDelete